Assalamu'alaikum Wr. Wb...
Selamat berjumpa kembali, sobat. Setelah sekian lama bergelut dengan lumpur dan pacul, akhirnya saya bisa menyelesaikan proyek yang sudah lama mangkrak seperti karak jamuren, yaitu lanjutan dari Mission of The les Kebes 1Oke ... arektuban.com, mempersembahkan Mission of The les Kebes 2.
Selamat menyaksikan..!! :-D :-D :-P
Gemericik hujan masih menerpa basah dedaunan. Hembus dingin angin menambah suasana kian mencekam.
Rerombongan pasukan perdamaian menembus rintik hujan, menuju tempat pengiriman bantuan.
Sementara sebagian pasukan masih bertempur melawan musuh hingga titik darah penghabisan. Tak ada kata menyerah dalam benak mereka. Yang ada hanyalah tekad bulat demi hidup tanpa penindasan.
"Berapa lama lagi kita sampai di tempat pengungsian, Sersan.? Tanya kapten Djack kepada Sersan Ktnoz. "Saya khawatir ada penyerangan juga disana." Lanjutnya.
"Kira-kira separuh malam perjalanan, kapten.!" jawab sersan Ktnoz. "Itu pun jika tak ada kendala diperjalanan." imbuhnya.
Remang malam kian menjelang. Kerlip bintang tertutup kabut malam sisa-sisa hujan. Hanya kerlip kunang beterbangan hinggap di dedaunan. Suara binatang malam bersahutan, menyambut rerombongan sisa pasukan.
Diantara rerimbun pepohonan dan tebing yang curam, rombongan pasukan terhenti ketika akan memasuki jembatan penghubung menuju tempat tujuan. Rupanya perjalanan pasukan dalam misi itu terhalang oleh robohnya jembatan penghubung. Tanpa dikomando, sersan Ktnoz segera turun dari kendaraan dan langsung memeriksa puing-puing jembatan.
"Jembatan ini masih bisa diperbaiki, kapten.!" Lapor sersan Ktnoz, pada kapten Djack. "Kita bisa menggunakan batang-batang pohon ini untuk membangun jembatan." Lanjutnya, sambil menunjuk beberapa batang pohon yang tumbang.
"Baiklah.! Kalau begitu, kita harus segera memperbaikinya.!" Jawab kapten Djack.
Akhirnya semua pasukan segera memotong dan mengangkat beberapa batang kayu, untuk membangun kembali jembatan agar mereka bisa segera sampai di tempat para pengungsi.
Hampir semalaman para pasukan sibuk memperbaiki jembatan. Waktu sudah menunjukkan pukul 04:00 dini hari. Jembatan pun sudah selesai dikerjakan dan para pasukan segera bersiap melanjutkan misi-nya. Dengan perlahan, satu persatu kendaraan melintasi jembatan dengan penuh hati-hati.
Remang jingga telah nampak di ufuk timur. Tinggal beberapa kilometer lagi, pasukan kapten Djack segera sampai di tempat tujuan. Dokter Lisa merasa lega karena perjalanan akan segera sampai, meski sempat tertunda beberapa jam karena robohnya jembatan penghubung.
"Bagaimana nasib dokter Agus dan kawan-kawan yang lain ya, kapten.?" Tanya dokter Lisa pada kapten Djack yang duduk bersebelahan dengannya.
" Saya harap semua akan baik-baik saja." jawab kapten Djack. "Aku yakin, letnan Bhazien dan letnan Kay pasti bisa mengatasi keadaan disana." lanjutnya.
"DUAARRR.... DAR.. DER.. DOR...DEERRR.." Tiba-tiba percakapan dokter Lisa dan kapten Djack terhenti seketika saat mendengar suara dentuman meriam dan rentetan tembakan. Kepanikan segera menyelimuti hati para pasukan.
Rupanya serangan fajar telah terjadi ditempat para pengungsi. Penyerangan itu mendapat perlawanan sengit oleh para prajurit yang telah bertugas ditempat itu.
Sersan Putu dan prajurit Erna beserta para prajurit yang lain, dengan gigihnya melakukan perlawanan terhadap serangan pemberontak. Selain perlawanan oleh para prajurit, beberapa diantara para pengungsi juga dengan gigih melakukan perlawanan. Korban berjatuhan diantara kedua belah pihak. Para pengungsi pun banyak yang menjadi korban oleh kebrutalan para pemberontak.
Dengan siaga penuh, pasukan dari kapten Djack sampai ditempat pengungsian dan segera membantu melakukan perlawanan kepada pemberontak. Di tengah-tengah pertempuran yang sengit, pandangan kapten Djack tertuju pada seorang wanita paruh baya yang sedang memegang senjata laras panjang bersama seorang gadis kecil.
Mak Rini, wanita paruh baya itu turut angkat senjata melawan kekejaman pemberontak. Bersama cucunya, ia rela mempertaruhkan nyawanya demi kehidupan yang aman dan damai.
Mak Rini kini hanya tinggal bersama cucunya, Latifa . Sedangkan suaminya menjadi tawanan para pemberontak karena dianggap telah melakukan perlawanan.
"Mak ... Segera bawa cucu Mak, menjauh dan berlindung.!" Seru sersan Ktnoz kepada Mak Rini. "Biar kami yang melawan para kutu busuk itu.!" Lanjutnya.
"Tidak..!! Aku rela mempertaruhkan nyawaku, demi hidup tanpa penindasan.!" Jawab Mak Rini dengan semangat juang, sambil berlindung pada puing-puing bangunan yang telah runtuh.
"Aku rela mati demi membalas kekejaman para pemberontak itu pada kedua orang tuaku.!" Seru Latifa tak mau kalah, karena kedua orang tuanya telah disiksa dan dibunuh dihadapannya.
Pada saat itu, Latifa masih berusia 10 tahun. Kedua orang tuanya disiksa dan dibunuh dihadapanya, bersamaan dengan ditangkapnya kakek Latifa atau suami Mak Rini. Karena kejadian itulah, Latifa tumbuh menjadi seorang gadis pemberani dan mempunyai sifat yang tegas. Begitu pula neneknya, Mak Rini.
Pertempuran semakin sengit. Kapten Djack yang kehabisan peluru, ia segera meminta sersan Ktnoz untuk melemparkan magazen padanya.
"Sersan Ktnoz ... Aku kehabisan peluru. Lempar magazen kesini.!" Pintanya.
"Baik, kapten.!" jawab sersan Ktnoz, yang segera mengambil magazen dari dalam ranselnya, dan melemparkannya ke kapten Djack.
"Edan, kamu..!" Seru kapten Djack.
"Kenapa, kapten.?" tanya sersan Ktnoz.
"Aku minta magazen, kenapa yang kamu lempar malah singkong bakar.?" Gerutu kapten Djack.
"Maaf, Kapten.! Saya salah ambil.!" Jawab sersan Ktnoz, yang kemudian mengambil magazen dan melemparkannya ke arah kapten Djack.
Ditengah ketegangan dalam pertempuran, rombongan pasukan dari letnan Kay datang dan segera membantu menyerang para pemberontak dari berbagai arah.
Pasukan pemberontak kocar kacir dan terdesak. Tak lama kemudian, para pemberontak berhasil dilumpuhkan dan musnah tak tersisa.
Sorak sorai para prajurit mewarnai kemenangan mereka dalam menumpas kekejaman dan kedzoliman. Beberapa pasukan saling berjabat dan mengucap syukur atas kemenangannya.
Sersan Ktnoz berterima kasih pada letnan Kay dan pasukannya yang datang tepat waktu. Namun kapten Djack tak terlihat dalam kerumunan para prajurit.
Letnan Kay dan sersan Ktnoz pun saling pandang.
"Dimana kapten Djack.?" Tanya letnan Kay.
"Iya. Dari tadi aku tidak melihatnya ikut merayakan kemenangan pertempuran ini." jawab sersan Ktnoz. "Tadi kapten kehabisan peluru, dan meminta peluru dariku." lanjutnya.
Tiba-tiba hujan lebat kembali mengguyur. Kekhawatiran menyelimuti hati letnan Kay dan sersan Ktnoz. Sementara dokter Lisa dan dokter Agus masih sibuk merawat para korban yang terluka di tenda-tenda darurat.
"Mari kira cari kapten Djack.!" Secara bersamaan, letnan Kay dan sersan Ktnoz mengungkapkan maksud mereka untuk mencari kapten Djack.
Ditengah hujan, diantara rerimbun pepohonan dan semak belukar, sersan Ktnoz melihat kapten Djack sedang mencari-cari sesuatu.
"Kapten mencari ini.?" tanya sersan Ktnoz.
"Edan, kamu.! Kenapa kamu ambil kembali.?" Seru kapten Djack.
"Dari pada mubadzir, ya aku simpan lagi, kapten." Jawab sersan Ktnoz. "Siapa tahu dibutuhkan lagi." Imbuhnya, yang disertai gelak tawa bersama.
"O'iya ... Bagaimana keadaan yang lain, let.?" Tanya kapten Djack pada letnan Kay.
"Alhamdulillah, semua selamat. Dan kami bisa memukul jatuh para pemberontak, atas bantuan letnan Bhazien." Jawab letnan Kay. "Akan tetapi, letnan Bhazien tidak ikut rombongan kesini. Beliau cuma berpesan, agar kita selalu semangat berjuang apa bila ada kekacauan." Imbuhnya.
"Ya sudah. Semoga beliau selalu mendapat keselamatan dan kebahagiaan." Timpal kapten Djack. "Mari kita bergabung dengan yang lain. Pasti mereka juga khawatir. Karena ditengah hujan, aku masih melakukan misi mencari singkong bakar yang terlempar... Hahahahaaaa..." Tutup kapten Djack, seraya mengunyah singkong bakar. "Kenapa singkong ini dibakar.?".
"Tak selamanya
Singkong itu direbus
Nyatanya ... hari ini ...
Dibakar..." sahut letnan Kay dan sersan Ktnoz secara bersamaan..
***TAMAT***
Para Pemain Pendukung
- Letnan Kay Diperankan oleh: Kayana
- Letnan Bhazien Diperankan oleh: Mbah Pocong
- Sersan Ktnoz Diperankan oleh: Ktnozi Smproel
- Sersan Putu Diperankan oleh: Putu Adimarta Rahman
- Prajurit Erna Diperankan oleh: Eanreana
- Dokter Lisa Diperankan oleh: Lisa Nel's
- Dokter Agus Diperankan oleh: Agus Sarilah
- Mak Rini Diperankan oleh: Rini WP
- Latifa Diperankan oleh: Desy Latifa
Terimakasih untuk para pemeran
Mohon maaf apa bila ada kesalahan dalam penulisan nama
Dan juga apa bila ada yang kurang berkenan menjadi tokoh dan peran, harap segera melapor.
Akan segera diganti dengan nama tokoh lain.
Matur suwun...
Wassalamu'alaikum Wr.Wb..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar