PERHATIAN: Cerita di bawah ini hanyalah sebuah cerita komedi untuk hiburan semata. Mohon maaf jika ada adegan dan penulisan yang kurang sopan.
Dalam Mission of The-Les Kebes 3 - Bagian 5yang lalu, Pak Kay dan Pak Ktnoz yang sedang bergurau tiba-tiba dikagetkan dengan sebuah ledakan. Dan ternyata suara ledakan itu berasal dari sebuah mobil yang saat itu melintas di jalan raya yang tidak jauh dari tempat nongkrong mereka.
Nah, seperti apa kelanjutan cerita pada bagian kelima tersebut?
Yukk, kita intipin mereka dalam Mission Of The-Les Kebes 3, bag.6. di bawah ini.
Namun sebelumnya jangan lupa juga untuk membaca cerita-cerita sebelumnya dalam Mission of The-Les Kebes 1 dan Mission of The-Les Kebes 2
Mendengar gurauan pak Kay dan pak Ktnoz tersebut, pria yang ingin menambalkan ban mobilnya itu pun ikut tertawa. "Mendengar gurauan kalian, saya jadi teringat sama rekan-rekanku waktu berjuang dulu. Tapi sayangnya saya sudah kehilangan kontak dengan mereka." Kata pria itu yang kemudian terlihat mendadak sedih.
"Yang sabar ya, Pak. Mudah-mudahan Bapak bisa bertemu kembali dengan rekan-rekan seperjuangan Bapak." Kata Pak Kay sambil menepuk pundak calon pasiennya itu. Kemudian ia segera menyingkirkan tangannya setelah pria itu menoleh tangan Pak Kay. Ia pun bergegas mengambil peralatan untuk membongkar ban mobil yang masih terparkir di seberang jalan.
"Lama banget sih, pak." gerutu wanita yang sejak tadi berdiri menunggui Pak Kay membongkar ban mobil. Sesekali ia melihat jam tangannya. "Sudah menjelang maghrib nih."
"Sabar, Ma... Sebentar lagi juga selesai." Hibur sang suami sambil merangkul istrinya yang sudah tidak sabar menunggu pak Kay menyelesaikan pekerjaannya menambal ban.
Pak Ktnoz yang memandang dari warung kopi miliknya hanya bisa ber-gumam sambil memeluk tiang penyangga teras. "Oh ... sungguh bahagianya jadi orang kaya." Dengan menggeleng-gelengkan kepala, ia pun perlahan melepaskan pelukannya pada tiang penyangga itu. Belum sempat Pak Ktnoz beringsut dari tempatnya, dari kejauhan ia melihat seseorang dengan mimik lesu berjalan dari arah sungai yang tidak jauh dari lapaknya. Diamatinya orang itu, terlihat seakan sedang menahan duka yang mendalam. Pak Ktnoz 'pun, menghampirinya, dan ternyata dia adalah Pak MDn, seorang penjual arang yang juga kerap mampir ke warung kopi miliknya. Entah apa arti dari inisial nama Pak MDn. Setiap orang yang mengenalinya juga selalu menyebut nama MDn.
"Kenapa terlihat loyo gitu, Pak?" Tanya Pak Ktnoz pada Pak MDn. "Apa sandalnya hanyut di sungai? Kok terlihat lemes begitu?"
"Pak Djack." jawabnya singkat.
"Pak Djack? Ada apa dengan Pak Djack?" Tanya Pak Ktnoz sedikit heran.
"Pak Djack." Lagi-lagi Pak MDn hanya menyebut nama Pak Djack.
"Iya... Ada apa dengan Pak Djack?" Pak Ktnoz kembali bertanya sambil menggoyang-goyang tubuh Pak Mdn.
"Pak Djack." Kata Pak MDn lagi. Kemudian ia memeluk tubuh Pak Ktnoz, dan menceritakan kalau dirinya mendapat kabar dari anak-anak yang habis memancing, bahwa Pak Djack, seorang kakek-kakek pemulung yang kerap membantunya berjualan arang itu terpeleset saat mengais botol bekas yang berserakan di pinggir sungai. Ia pun segera bergegas menuju ke sungai yang dimaksud, namun ia sudah tak menemukan sosok tubuh Pak Djack.
Mendengar cerita dari Pak MDn, Pak Ktnoz bergegas memberitahu Pak Kay yang masih sibuk memasang ban mobil. Dan panggilan itu pun segera tersambut oleh sahabatnya itu. "Mission of The-Les Kebes! let's go..!!" Serempak Pak Ktnoz dan Pak Kay berujar dan segera berangkat ke sungai. Mereka tak menghiraukan ban mobil yang belum selesai dipasangnya.
"Mission of The-Les Kebes?" Gumam istri dari pria si pemilik mobil itu. "Tunggu, Pak! Sebenarnya Bapak-Bapak ini siapa? Dan Pak Djack yang katanya tepeleset di sungai itu siapa!?" tanyanya penasaran.
"Pak Djack dulu adalah orang yang memimpin kami saat melakukan misi penyelamatan dalam Mission of The-Les Kebes. Misi di tengah badai hujan." Pak Ktnoz menjelaskan.
"Jadi, kalian,...?" Ucap wanita itu setengah tercengang. "Saya dokter Lisa, dan suami saya ini dokter Agus." Lanjutnya memperkenalkan diri.
"Hah...!" Pak Kay dan Pak Ktnoz melongo mendengar penjelasan dari wanita itu. "Masa' sih? Coba lihat." Ucap Pak Ktnoz sambil menyingkap celana dokter Agus. "Iya benar! Ini bekas luka tembak waktu itu."
Setelah mengetahui bahwa mereka dulunya adalah satu tim regu penyelamat, akhirnya mereka ber-empat sepakat untuk mencari kapten Djack yang dikabarkan kecebur sungai. Pak MDn yang tadinya heran dengan orang-orang itu, akhirnya terlihat nampak sumringah pada raut wajahnya karena ada yang bersedia membantu mencari rekannya.**
Menyisir lekuk sungai yang penuh dengan sampah dan sengat bau tak sedap, tak lagi terhiraukan oleh dokter Lisa dan dokter Agus. Demi menemukan rekan seperjuangannya waktu dulu, lumpur dan sampah tak lagi menjadi penghalang semangat mereka. Namun hingga menjelang tengah malam, mereka tak menemukan sosok orang yang dicarinya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali mencarinya esok hari.***
Di ruang kecil rumah kontrakan Pak Kay, mereka bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing. Mulai dari setelah misi penyelamatan waktu itu, hingga masa-masa berpisah karena tugas dan sebab-sebab lainnya. Dan baru bertemu kembali setelah dua puluh lima tahun terpisah. Pak Kay juga sempat bercerita tentang Latifa yang sedang mencari Kapten Djack, atas permintaan Mak Rini. Dan ternyata tanpa disangka sebelumnya, tujuan dokter Lisa dan Dokter Agus datang ke tempat itu juga ingin mencari Mak Rini dan Latifa. Namun ban mobil yang dikendarainya meletus, hingga akhirnya justru bertemu dengan letnan Kay dan sersan Ktnoz, yang kini kehidupannya telah berubah.
"Saya datang ke sini sebenarnya juga ingin mencari Mak Rini dan Latifa. Saya sudah menyuruh keponakan saya yang tinggal di daerah sana, tetapi dia bilang belum menemukan orang tua yang bernama Rini." Ujar dokter Lisa.
"Kita tunggu sampai besok siang. Soalnya minggu lalu Latifa bilang akan kembali lagi ke sini untuk mencari kapten Djack." Ujar Pak Ktnoz.
"O'iya. Bagaimana dengan Pak Putu dan Erna? Apa dokter Agus dan dokter Lisa mengetahui keberadaan mereka sekarang?" Tanya Pak Kay.
"Mereka sekarang tinggal di luar negeri. Dan kabarnya bulan depan mereka juga akan datang ke sini bersama anaknya." Dokter Agus menjelaskan.
"Jadi,...?" Sergah Pak Ktnoz kaget, hingga tersedak. "Uhuk... Uhukkk..!"
"Iya. Mereka menikah, dan kini sudah mempunyai seorang putra." Dokter Lisa turut menjelaskan.
Pak Kay tertawa lebar melihat gelagat Pak Ktnoz yang tersedak saat mendengar penjelasan dokter Agus, jika Erna menikah dengan sersan Putu. "Hahaha.... Sudah lah, Pak No... Yang lalu biarlah berlalu. Marilah kita songsong esok yang cemerlang." Ujarnya sambil membelai lembut punggung Pak Ktnoz.
Karena malu dengan ucapan dan tindakan dari temannya, Pak Ktnoz segera menyentuh kening Pak Kay. "Oh,.. Pantesan." Gumamnya sambil mengangguk-anggukkan kepala.
Di sudut ruang, Pak MDn terus menerus memandangi resleting yang terbuka. Dokter Lisa yang merasa aneh karena sorot mata Pak MDn yang selalu mengarah kepadanya, ia segera menutup resleting tas-nya setelah mengambil sepotong roti dari dalam tas tersebut.
Dengan lahap Pak MDn memakan roti pemberian dokter Lisa. Mungkin dia lapar karena sejak pagi belum makan apa pun. Dan ketika mendengar kabar jika Pak Djack terpeleset, dan ia pun segera mencarinya.
"Pelan-pelan saja makannya, Pak..." Ujar dokter Agus.
"Uhuk.... Uhukkk..! Air. Mana air!" Ucap Pak MDn setengah tersedak sambil mengelus-elus tenggorokan.
"Tuch, 'kan...." Ucap dokter Lisa, lalu memberikan sebotol air mineral pada Pak MDn.
"Sudah malam. Kita istirahat dulu. Besok kita harus kembali ke sungai untuk mencari Pak Djack." Pungkas Pak Kay, kemudian mempersilahkan dokter Lisa dan dokter Agus untuk tidur di kamar anaknya yang sudah lama tidak ditempati karena anak Pak Kay sedang kuliah di luar kota.***
Malam telah menjelang pagi. Kumandang adzan subuh terdengar mengalun merdu. Seluruh penghuni rumah kontrakan kecil itu terjaga dari tidurnya yang sejenak. Mereka segera melaksanakan sholat subuh berjamaah di mushola terdekat.
Selesai melaksanakan kewajibannya, mereka bersiap dengan misi selanjutnya. Misi basah kuyub mengarungi arus sungai.
Udara pagi masih dingin. Mega menggantungkan manja di antara rona jingga sang fajar. Namun misi pencarian harus segera dilaksanakan.
Setelah makan pagi, tim penyelamat itu kembali berangkat ke sungai untuk mencari seorang kapten mereka yang hilang. Dengan peralatan seadanya, mereka menyisir bibir-bibir sungai yang penuh dengan sampah dan kotoran. Tanpa terasa oleh mereka, matahari sudah nampak menjulang tinggi. Namun misi belum juga berhasil.*
Dalam Mission of The-Les Kebes 3 - Bagian 5yang lalu, Pak Kay dan Pak Ktnoz yang sedang bergurau tiba-tiba dikagetkan dengan sebuah ledakan. Dan ternyata suara ledakan itu berasal dari sebuah mobil yang saat itu melintas di jalan raya yang tidak jauh dari tempat nongkrong mereka.
Nah, seperti apa kelanjutan cerita pada bagian kelima tersebut?
Yukk, kita intipin mereka dalam Mission Of The-Les Kebes 3, bag.6. di bawah ini.
Namun sebelumnya jangan lupa juga untuk membaca cerita-cerita sebelumnya dalam Mission of The-Les Kebes 1 dan Mission of The-Les Kebes 2
MISSION OF THE-LES KEBES 3
(Misi Basah Kuyup)
Bag.6
(Misi Basah Kuyup)
Bag.6
Mendengar gurauan pak Kay dan pak Ktnoz tersebut, pria yang ingin menambalkan ban mobilnya itu pun ikut tertawa. "Mendengar gurauan kalian, saya jadi teringat sama rekan-rekanku waktu berjuang dulu. Tapi sayangnya saya sudah kehilangan kontak dengan mereka." Kata pria itu yang kemudian terlihat mendadak sedih.
"Yang sabar ya, Pak. Mudah-mudahan Bapak bisa bertemu kembali dengan rekan-rekan seperjuangan Bapak." Kata Pak Kay sambil menepuk pundak calon pasiennya itu. Kemudian ia segera menyingkirkan tangannya setelah pria itu menoleh tangan Pak Kay. Ia pun bergegas mengambil peralatan untuk membongkar ban mobil yang masih terparkir di seberang jalan.
"Lama banget sih, pak." gerutu wanita yang sejak tadi berdiri menunggui Pak Kay membongkar ban mobil. Sesekali ia melihat jam tangannya. "Sudah menjelang maghrib nih."
"Sabar, Ma... Sebentar lagi juga selesai." Hibur sang suami sambil merangkul istrinya yang sudah tidak sabar menunggu pak Kay menyelesaikan pekerjaannya menambal ban.
Pak Ktnoz yang memandang dari warung kopi miliknya hanya bisa ber-gumam sambil memeluk tiang penyangga teras. "Oh ... sungguh bahagianya jadi orang kaya." Dengan menggeleng-gelengkan kepala, ia pun perlahan melepaskan pelukannya pada tiang penyangga itu. Belum sempat Pak Ktnoz beringsut dari tempatnya, dari kejauhan ia melihat seseorang dengan mimik lesu berjalan dari arah sungai yang tidak jauh dari lapaknya. Diamatinya orang itu, terlihat seakan sedang menahan duka yang mendalam. Pak Ktnoz 'pun, menghampirinya, dan ternyata dia adalah Pak MDn, seorang penjual arang yang juga kerap mampir ke warung kopi miliknya. Entah apa arti dari inisial nama Pak MDn. Setiap orang yang mengenalinya juga selalu menyebut nama MDn.
"Kenapa terlihat loyo gitu, Pak?" Tanya Pak Ktnoz pada Pak MDn. "Apa sandalnya hanyut di sungai? Kok terlihat lemes begitu?"
"Pak Djack." jawabnya singkat.
"Pak Djack? Ada apa dengan Pak Djack?" Tanya Pak Ktnoz sedikit heran.
"Pak Djack." Lagi-lagi Pak MDn hanya menyebut nama Pak Djack.
"Iya... Ada apa dengan Pak Djack?" Pak Ktnoz kembali bertanya sambil menggoyang-goyang tubuh Pak Mdn.
"Pak Djack." Kata Pak MDn lagi. Kemudian ia memeluk tubuh Pak Ktnoz, dan menceritakan kalau dirinya mendapat kabar dari anak-anak yang habis memancing, bahwa Pak Djack, seorang kakek-kakek pemulung yang kerap membantunya berjualan arang itu terpeleset saat mengais botol bekas yang berserakan di pinggir sungai. Ia pun segera bergegas menuju ke sungai yang dimaksud, namun ia sudah tak menemukan sosok tubuh Pak Djack.
Mendengar cerita dari Pak MDn, Pak Ktnoz bergegas memberitahu Pak Kay yang masih sibuk memasang ban mobil. Dan panggilan itu pun segera tersambut oleh sahabatnya itu. "Mission of The-Les Kebes! let's go..!!" Serempak Pak Ktnoz dan Pak Kay berujar dan segera berangkat ke sungai. Mereka tak menghiraukan ban mobil yang belum selesai dipasangnya.
"Mission of The-Les Kebes?" Gumam istri dari pria si pemilik mobil itu. "Tunggu, Pak! Sebenarnya Bapak-Bapak ini siapa? Dan Pak Djack yang katanya tepeleset di sungai itu siapa!?" tanyanya penasaran.
"Pak Djack dulu adalah orang yang memimpin kami saat melakukan misi penyelamatan dalam Mission of The-Les Kebes. Misi di tengah badai hujan." Pak Ktnoz menjelaskan.
"Jadi, kalian,...?" Ucap wanita itu setengah tercengang. "Saya dokter Lisa, dan suami saya ini dokter Agus." Lanjutnya memperkenalkan diri.
"Hah...!" Pak Kay dan Pak Ktnoz melongo mendengar penjelasan dari wanita itu. "Masa' sih? Coba lihat." Ucap Pak Ktnoz sambil menyingkap celana dokter Agus. "Iya benar! Ini bekas luka tembak waktu itu."
Setelah mengetahui bahwa mereka dulunya adalah satu tim regu penyelamat, akhirnya mereka ber-empat sepakat untuk mencari kapten Djack yang dikabarkan kecebur sungai. Pak MDn yang tadinya heran dengan orang-orang itu, akhirnya terlihat nampak sumringah pada raut wajahnya karena ada yang bersedia membantu mencari rekannya.**
Menyisir lekuk sungai yang penuh dengan sampah dan sengat bau tak sedap, tak lagi terhiraukan oleh dokter Lisa dan dokter Agus. Demi menemukan rekan seperjuangannya waktu dulu, lumpur dan sampah tak lagi menjadi penghalang semangat mereka. Namun hingga menjelang tengah malam, mereka tak menemukan sosok orang yang dicarinya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali mencarinya esok hari.***
Di ruang kecil rumah kontrakan Pak Kay, mereka bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing. Mulai dari setelah misi penyelamatan waktu itu, hingga masa-masa berpisah karena tugas dan sebab-sebab lainnya. Dan baru bertemu kembali setelah dua puluh lima tahun terpisah. Pak Kay juga sempat bercerita tentang Latifa yang sedang mencari Kapten Djack, atas permintaan Mak Rini. Dan ternyata tanpa disangka sebelumnya, tujuan dokter Lisa dan Dokter Agus datang ke tempat itu juga ingin mencari Mak Rini dan Latifa. Namun ban mobil yang dikendarainya meletus, hingga akhirnya justru bertemu dengan letnan Kay dan sersan Ktnoz, yang kini kehidupannya telah berubah.
"Saya datang ke sini sebenarnya juga ingin mencari Mak Rini dan Latifa. Saya sudah menyuruh keponakan saya yang tinggal di daerah sana, tetapi dia bilang belum menemukan orang tua yang bernama Rini." Ujar dokter Lisa.
"Kita tunggu sampai besok siang. Soalnya minggu lalu Latifa bilang akan kembali lagi ke sini untuk mencari kapten Djack." Ujar Pak Ktnoz.
"O'iya. Bagaimana dengan Pak Putu dan Erna? Apa dokter Agus dan dokter Lisa mengetahui keberadaan mereka sekarang?" Tanya Pak Kay.
"Mereka sekarang tinggal di luar negeri. Dan kabarnya bulan depan mereka juga akan datang ke sini bersama anaknya." Dokter Agus menjelaskan.
"Jadi,...?" Sergah Pak Ktnoz kaget, hingga tersedak. "Uhuk... Uhukkk..!"
"Iya. Mereka menikah, dan kini sudah mempunyai seorang putra." Dokter Lisa turut menjelaskan.
Pak Kay tertawa lebar melihat gelagat Pak Ktnoz yang tersedak saat mendengar penjelasan dokter Agus, jika Erna menikah dengan sersan Putu. "Hahaha.... Sudah lah, Pak No... Yang lalu biarlah berlalu. Marilah kita songsong esok yang cemerlang." Ujarnya sambil membelai lembut punggung Pak Ktnoz.
Karena malu dengan ucapan dan tindakan dari temannya, Pak Ktnoz segera menyentuh kening Pak Kay. "Oh,.. Pantesan." Gumamnya sambil mengangguk-anggukkan kepala.
Di sudut ruang, Pak MDn terus menerus memandangi resleting yang terbuka. Dokter Lisa yang merasa aneh karena sorot mata Pak MDn yang selalu mengarah kepadanya, ia segera menutup resleting tas-nya setelah mengambil sepotong roti dari dalam tas tersebut.
Dengan lahap Pak MDn memakan roti pemberian dokter Lisa. Mungkin dia lapar karena sejak pagi belum makan apa pun. Dan ketika mendengar kabar jika Pak Djack terpeleset, dan ia pun segera mencarinya.
"Pelan-pelan saja makannya, Pak..." Ujar dokter Agus.
"Uhuk.... Uhukkk..! Air. Mana air!" Ucap Pak MDn setengah tersedak sambil mengelus-elus tenggorokan.
"Tuch, 'kan...." Ucap dokter Lisa, lalu memberikan sebotol air mineral pada Pak MDn.
"Sudah malam. Kita istirahat dulu. Besok kita harus kembali ke sungai untuk mencari Pak Djack." Pungkas Pak Kay, kemudian mempersilahkan dokter Lisa dan dokter Agus untuk tidur di kamar anaknya yang sudah lama tidak ditempati karena anak Pak Kay sedang kuliah di luar kota.***
Malam telah menjelang pagi. Kumandang adzan subuh terdengar mengalun merdu. Seluruh penghuni rumah kontrakan kecil itu terjaga dari tidurnya yang sejenak. Mereka segera melaksanakan sholat subuh berjamaah di mushola terdekat.
Selesai melaksanakan kewajibannya, mereka bersiap dengan misi selanjutnya. Misi basah kuyub mengarungi arus sungai.
Udara pagi masih dingin. Mega menggantungkan manja di antara rona jingga sang fajar. Namun misi pencarian harus segera dilaksanakan.
Setelah makan pagi, tim penyelamat itu kembali berangkat ke sungai untuk mencari seorang kapten mereka yang hilang. Dengan peralatan seadanya, mereka menyisir bibir-bibir sungai yang penuh dengan sampah dan kotoran. Tanpa terasa oleh mereka, matahari sudah nampak menjulang tinggi. Namun misi belum juga berhasil.*
BERSAMBUNG....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar