Menulis
Kalimat pernyataan di atas memang terasa pedes di lidah. Eh, maksud saya terdengar pedes di telinga. He he
Tapi itulah support dari seorang teman, ketika ada seseorang yang mengatakan aku 'lebay' karena kegemaranku menulis puisi dan cerpen.
Pada awalnya memang aku sempat down, dan malas untuk menulis. Namun berkat support dari seorang teman tersebut, aku mulai berpikir positif dan spirit menulis kembali tumbuh hingga sekarang. Dan bahkan aku mulai menemukan teman teman yang sudah lama menekuni dunia literasi (terutama dari sahabat blogger). Dari mereka aku banyak belajar bagaimana cara menulis yang baik, dan layak baca.
Meskipun saat ini tulisanku masih jauh dari kelayakan, tetapi semangat untuk terus belajar agar memiliki sebuah karya tulis yang disuka, terus aku lakukan.
Memang, kendala yang menjadi penghalang bagi diriku adalah minimnya penguasaan bahasa. Sehingga tulisan-tulisanku hanya menggunakan bahasa yang 'ngono ngono wae' (gitu-gitu aja) , tanpa percampuran bahasa intelek seperti karya para penulis hebat.
~Harap maklum, nggih. Karena aku hanya wong cilik, tingkat pendidikan nggih cuma sithik.~
Puji syukur Alhamdulillah, meski aku hanya wong cilik yang berpendidikan rendah, tetapi sahabat-sahabat penulis yang aku kenal tidak memandang hal itu. Justru mereka dengan suka rela dan senang hati serta tidak minta digaji, mereka mau memberikan semangat dan memberikan saran untuk tulisanku.
"Matur suwun, nggih.." he he
Terima kasih untuk para pembaca setia tulisanku, (memang'e ono ta?) Haha
Terima kasih untuk yang sudah membaca tulisanku, siapa pun dan dimana pun anda sekalian berada, anda begitu berarti bagiku. Karena tanpa anda, anda, dan anda sekalian (para pembaca), tulisanku tiada artinya apa-apa.
Salam sukses
Salam literasi
Djacka Artub
Menulis itu indah lho, dan tak harus cewek saja yang harus nulis puisi dan cerpen, cowok juga tak masalah. Jika ada yang bilang lebay anggap saja itu kripik ubi yang renyah apa lagi buat cemilan saat ngopi. Ayo semangat menulis.
BalasHapusSalam kreasi dan berimajinasi.
Menulis bisa dilakukan oleh semua orang. Baik Cewek maupun Cowok. Ntah itu tulisan berupa puisi atau cerpen tapi setiap kata dalam tulisan itu pasti sulit untuk dibuat. Jadi jika ad orang yang mengatakan Cowok menulis sebuah cerpen itu cowok lebay dan apalah. Tapi mereka tidak tahu bahwa tulisan itu bisa menghasilkan uang
BalasHapusSemangat kang Jacka
Menulis itu pekerjaan otak, jadi gak ada hubungannya dengan gender. Siapa aja boleh menekuni hobi menulis, baik wanita atau pria.
BalasHapusjangan rendah diri...
BalasHapuswalaupun wong cilik..
tapi kan itunya cukupanlah...
bukan begitu kisanak?
;)
Kalau menurut saya yah, Om. Zaman dulu bahkan penulis terkenal itu lebih banyak laki-laki, malah nama-nama perempuan sepengetahuanku jarang atau coba sebutakan penulis perempuan di antara nama-nama Chairil Anwar atau Marah Roesli. Sementara untuk urusan memasak, di Italia sana sepengetahuanku laki-laki lebih dipercaya untuk jadi koki profesional dibanding perempuan. CMIIW.
BalasHapusHari gini mah bebas, mau cowo masak kek, mau cewe ngojek, mau becek atau apalah apalah, hehe yang penting halal dan tdk ganggu orang lain :D
BalasHapusSalam literasi.
BalasHapusPernah suatu ketika saya bercengkerama dengan salah seorang mahasiswa ternama di negeri ini. Pertanyaan saya ada beliau adalah mengenai hobi. Dan beliau menjawab kalau hobbinya adalah touring. Saya kira menulis, itu kira saya yang berikutnya saya utarakan. Namun ada jawaban yang yang mengejutkan kelelakian saya kala itu.
Beliau berseloroh kalau menulis (apalagi di blog) hanyalah pekerjaan orang galau.
Pertanyaan saya selanjutnya bukan untuk orang itu, melainkan untuk diri saya sendiri, apa benar menulis merupakan implemantasi kegalauan.
Saya tak tahu pasti. Yang jelas mahasiswa pun itu sedang mempelajari kegalauan tanpa disadarinya.
Menulis itu menyenangkan, aku tidak perduli orang mau bilang tulisanku buruk atau sejenisnya, dengan menulis hidupku kebih bergairah, kalau masalah kosa kata dan tekhnik menulis bisa belajar sambil terus menulis, kalau menunggu piawai menulis baru menghasilkan tulisan, mungkin bisa dipastikan tdk akan pernah menghasilkan tulisan
BalasHapusaku iki wong cilik, melu nulis ya kene toh?
tetap semangat lanjutin hobi menulis, setiap orang pasti berbeda dan punya hobi yg beda-beda juga:D
BalasHapusJangan diambil pusing kakan prabu djacka..!
BalasHapusBiarkan anjing melolong, dengan keras..!
Yang terpenting teruslah menulis untuk kebaikan diri dan orang banyak.
yakini saja apa yg kita suka..merekapun juga.
BalasHapus