Kue Dumbek
Kue dumbek adalah jajanan khas dari daerah Tuban dan Rembang. Namun, kue dumbek atau makanan ringan yang manis dan legit yang terbuat dari adonan tepung beras, santan dan gula Jawa yang dibungkus dengan daun lontar berbentuk kerucut ini juga bisa dijumpai di beberapa daerah di pesisir Utara pulau Jawa, seperti Lasem, Blora, Pati dan juga Kudus.
Di beberapa daerah, kue dumbek ada yang dibungkus dengan janur atau daun kelapa yang masih muda. Namun untuk daerah Tuban dan Rembang, kue dumbek masih tetap dibungkus dengan daun lontar untuk menjaga ke-khas-annya.
Dumbek Plumpang
Nah, pada kesempatan kali ini, saya akan membahas jajanan kue dumbek yang berasal dari daerah Tuban, yaitu dari kecamatan Plumpang.
Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah teman saya yang berada di kecamatan Plumpang, Tuban - Jawa Timur. Seperti orang desa kebanyakan, ketika ada tamu dari luar daerah, tentu saja sibuk mencarikan suguhan berupa jajanan atau makanan ringan sebagai penghormatan untuk tamunya tersebut.
Beberapa jajanan kue tersedia dihadapan saya. Tetapi karena perut udah kenyang karena dalam perjalanan saya sudah mampir ke warung untuk makan, maka saya belum mencicipi jajanan yang tersuguhkan tersebut meski sang tuan rumah beberapa kali menyuruh saya untuk mencicipinya. Dan ketika salah satu jajanan favorit saya di waktu saya masih kecil itu datang, waow,... Perut saya yang semula kenyang, tiba-tiba menjadi tergoda untuk segera mencicipi jajanan yang baru saja disuguhkan tersebut. Kue dumbek. Ya.... Kue dumbek adalah makanan atau jajanan favorit saya sejak kecil. Dulu di waktu saya masih di usia sekolah dasar, saya sering kali meminta untuk dibelikan kue dumbek ketika ibu saya pergi ke pasar. Bahkan setiap nenek saya ke pasar, selalu membelikan kue dumbek untuk saya.
Dulu, kue dumbek sangat mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah kabupaten Tuban. Di penjual-penjual sayur keliling pun, kue dumbek sangat mudah didapatkan. Namun untuk saat ini, kue dumbek sudah sangat jarang sekali ditemukan. Kue dumbek yang termasuk kue tradisional atau jajanan khas daerah ini sebenarnya sungguh sangat disayangkan kalau sampai musnah dari peredaran. Entah karena kalah bersaing dengan kue-kue modern yang dapat bertahan lama saat disimpan, kue dumbek saat ini mulai jarang diproduksi. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih bertahan untuk membuat kue dumbek ini.
Seperti cerita dari teman saya, kue dumbek di wilayah kecamatan Plumpang untuk saat ini sepertinya juga sudah mulai jarang ada yang memproduksi. Terbukti di pasar kecamatan Plumpang sendiri, tidak banyak yang menjualnya dan hanya beberapa menit saja kue dumbek sudah habis dikulak oleh para penjual lain untuk dijual kembali.
Kue dumbek Plumpang ini memiliki ke-khas-annya sendiri, yaitu kekenyalannya lebih kenyal dari beberapa kue dumbek yang pernah saya makan. Warnanya coklat tua dan tentunya sangat manis dan legit saat dikunyah.
Selain dari kecamatan Plumpang, kue dumbek juga ada yang dari wilayah kecamatan Semanding, dan juga dari kecamatan Bancar pun saya juga pernah menjumpainya. Namun di setiap wilayah rupanya memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat kue dumbek ini. Karena dari setiap kue dumbek yang pernah saya makan dari daerah lain selalu memiliki perbedaan warna, rasa serta kekenyalannya.
Sejarah Kue Dumbek
Menurut beberapa sumber, sejarah kue dumbek adalah makanan atau camilan favorit para wali pada jaman dahulu. Makanan dumbek seringkali menjadi suguhan ketika ada tamu yang datang ke rumah.
Seperti diketahui, pesisir Utara pulau Jawa menjadi sasaran dakwah para wali karena kawasan pesisir Utara sangat setrategis sebagai pusat perdagangan dan jalur diplomasi melalui marirtim. Dan kabupaten Tuban sendiri termasuk salah satu kawasan di pesisir Utara pulau Jawa yang menjadi pusat penyebaran agama islam oleh para wali, sehingga kue dumbek yang menjadi makanan favorit para wali ini menjadi jajanan khas di daerah Tuban dan sekitarnya, termasuk juga Rembang, Pati, dan juga Kudus.
Di Rembang, kue dumbek menjadi jajanan wajib pada saat perayaan sedekah bumi sebagai kelengkapan makanan tradisonal. Sedangkan di Pati, kue dumbek masuk dalam daftar jajanan kuno dalam festifal kuliner tempo dulu.
Nah, itulah sedikit ulasan tentang kue dumbek jajanan khas dari daerah Tuban Jawa Timur dan Rembang Jawa Tengah.
Jadi penasaran dengan rasanya nih. Dikampung saya belum ada kue dumbek.
BalasHapusMain ke Tuban, kang, nanti saya ajak beli kue dumbek. Hahaha
HapusNgomong2, kang Djangkar tinggal di mana nih?
Beli dumbek dimana ya gan?
BalasHapusInfonya dong hehe
Edisi kepingin, lama ndak makan dumbek
Rumahku di desa sih tapi cari juga langka disini
Sampean tinggalnya di mana, kang?
BalasHapusKalau di Tuban, biasanya di pasar² tradisional ada yg jual kue dumbek. Hehe
Kalo di kotaku kue Dumbek ini namanya Clorot, mas Djacka.
BalasHapusAku paling suka sebelum makan saat momen 'mlorotin' bungkusnya ... hehehe 😁 ..
Iya, kang. Di daerah lain memang ada yg menamakan kue ini dg nama keu clorot. Tapi kalau di daerah saya namanya kue dumbek. Wkwkwkk
HapusPernah makan kue ini,pas liat gambarnya baru tahu namanya 😁
BalasHapusHahaha... Kue itu adalah kue favorit saya saat kecil, kang. 😂
Hapus