Jemput Aku Sebelum Dijemput Orang Lain
'Jemput aku'! "Kamu masih ingat pesan singkat yang aku kirimkan kepadamu untuk terakhir kali sebelum kamu kehilangan kontak denganku pada waktu itu?" Ucap Gea pada pertemuan yang tanpa kami sengaja, di sebuah mall di kota Surabaya.
"Ya, aku ingat." Jawabku singkat. Rasa kekecewaan terlihat jelas dari raut wajah Gea. Pada waktu itu_tujuh tahun yang lalu, aku memang menerima pesan singkat yang dikirim oleh Gea, sebelum pada akhirnya itu adalah untuk terakhir kalinya aku dapat menghubunginya.
###
Aku mengenal Gea dari sebuah jaringan terlarang. Pada awalnya aku hanya iseng-iseng saja mendaftar sebagai member dalam jaringan tersebut. Namun pada akhirnya setelah mengenal Gea, aku menjadi sering masuk ke jaringan terlarang tersebut. Entah lah, padahal awal perkenalan pun hanya sebatas saling berbalas chat saja. Belum pernah sekalipun aku dan Gea bertemu secara langsung. Tetapi hubungan kami terasa sangat akrab dan semakin dekat.
Gea adalah salah satu customer care pada jaringan tersebut. Dan aku sebagai member tentu saja mendapat chat dari customer care itu sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah, chat yang kami kirimkan bukan tentang jaringan tersebut_ Melainkan, 'Hay, Say, udah mam belum?, Bagaimana kabarmu?', Dan lain-lain.
Semakin hari hubungan kami semakin dekat. Hingga pada suatu malam aku berkirim pesan singkat ke Gea, 'Lagi apa, Sayang?' dan Gea 'pun segera membalas pesan yang aku kirimkan, 'Lagi kerja, Sayang,'
'Oh, kirain lagi jalan-jalan,' aku pun membalas balik jawaban Gea.
'Jemput aku, kita jalan-jalan bareng,' Balas Gea kemudian. Aku pun merespon dengan banyak alasan, karena aku masih minder jika harus bertemu bertatap muka secara langsung dengannya. Aku sadar diri dan sadar posisi.
Aku tidak mengira bahwa itu adalah untuk terakhir kalinya aku dapat menghubunginya. Karena esok harinya aku berkirim pesan kepadanya sudah tidak ada respon. Pesan masuk tetapi tidak diread. Lalu esok hari kemudian aku kembali berkirim pesan kepada Gea untuk meminta maaf. Tetapi pesan chat yang aku kirimkan hanya centang satu. Sampai beberapa hari pesan yang aku kirimkan tersebut masih tetap centang satu. Dan sampai di situlah pada akhirnya aku menyerah_aku kehilangan kontak dengan Gea.
###
Tujuh tahun telah berlalu. Aku sudah melupakan semuanya tentang Gea. Lagipula aku juga sudah berkeluarga. Dan aku pun juga sudah tidak menjadi member pada jaringan terlarang tempat Gea bekerja sebagai customer care tersebut.
Namun siapa sangka. Ketika aku sedang duduk di sebuah halte yang terdapat di depan sebuah mall yang ada di kota Surabaya, tetiba aku dikejutkan oleh suara seorang wanita, 'Hay, Say, udah mam?' seketika aku menoleh ke arah sumber suara yang tidak jauh dari tempat aku menunggu angkutan umum. Kulihat seorang wanita 09 dengan menempelkan handphone miliknya ke telinga seolah-olah ia sedang bertelepon. Sejenak ku perhatikan wajah wanita itu, dan aku kembali teringat dengan wajah yang ada di foto profil sebuah jaringan sosial media yang ada di kontak handphone ku.
Melihat responku, wanita tersebut segera menurunkan handphone yang awalnya ia tempelkan di telinga. Wanita itu menatapku sejenak. Dia hanya berpura-pura sedang menelpon seseorang. Dan … 'Udah, say. Kamu?' jawabku menirukan chat yang pernah kami lakukan beberapa tahun yang lalu. Wanita itu kemudian memberanikan diri untuk bertanya, 'kamu masih ingat chattingan kita pada waktu itu?' kemudian ia tertawa kecil setelah yakin bahwa aku adalah orang yang pernah dekat dengannya walaupun belum pernah bertemu.
Candaan dan percakapan beberapa tahun yang lalu pernah kami lakukan walau hanya melalui pesan singkat, saat ini aku dan Gea dapat bertemu, bertatap muka, ngobrol dan bercanda secara langsung. Sungguh tidak aku sangka, seorang gadis cantik yang beberapa tahun yang lalu pernah aku kagumi meski hanya melihat wajahnya dari foto profil, kini gadis itu benar-benar nyata ada di depanku. Gea mengajakku ke sebuah cafe yang ada di mall tempat kami berjumpa. Kami berbicara panjang lebar hingga lupa bahwa aku sudah menjadi seorang suami dan juga ayah.
Gea bercerita banyak tentang kejadian yang ia alami tujuh tahun yang lalu dan setelah itu akhirnya kami kehilangan kontak.
'Jemput aku', itu adalah kalimat firasat yang didapatkan Gea. Sebelumnya Gea menyukai pekerjaannya. Namun entah mengapa, pada malam itu ia mendapat firasat akan terjadi hal buruk yang akan menimpanya. Sehingga Gea memintaku untuk menjemputnya dan ia ingin resign dari tempat kerjanya. Namun dasar aku pria yang tidak peka hanya menanggapi permintaan Gea dengan sebuah candaan. Sehingga Gea kecewa dan mengabaikan pesan singkat yang aku kirimkan kemudian.
Beberapa hari setelah kejadian itu, di tengah-tengah rasa kecewanya, Gea dijemput oleh beberapa pria berseragam. Gea diperiksa, diadili, dan pada akhirnya ia hidup tanpa kebebasan.
Lima tahun Gea makan dan tidur di balik jeruji besi. Sementara aku hidup bahagia bersama orang lain dan melupakan Gea yang juga pernah mengisi hari dan hatiku meskipun aku dan dia belum pernah berjumpa. Betapa tidak tahu diri-nya aku. Betapa tidak punya malu-nya aku. Aku merasa bersalah. Namun semua sudah terjadi. Dan aku harus berbicara jujur terhadap Gea.
Dengan mata sembab, Gea meninggalkan aku yang masih duduk terdiam setelah mendapat berbagai makian atas kekecewaannya terhadapku.
***
SEKIAN DULU,...
Baca selengkapnya di
Bab 1 - Bab 2 - Bab 3 - Bab 4 - Bab 5 - Bab 6 - Bab 7 - Bab 8 - Bab 9 - Bab 10
Ku pikir tadi bakal sayang2an dan jadi bini kedua ternyata di maki2 ya sama si Gea wkwk..
BalasHapusSeram juga ya meski cuma costumer servis tapi tetap ditangkap juga, di jaringan mana sih, si Kakek Merah kah? Haha..
Nah, kan,... Pikirannya selalu happy ending sih,... Hahaha...
HapusEemmmmmm,... Jangankan customer service, yg cuma endors aja banyak yg ditangkep gitu kok, kang. . Hhihihhi
meskipun tidak dijemput sama kang Djacka, pada akhirnya tetap saja dijemput sama pria berseragam. mungkin jalan akhirnya memang harus seperti itu. keren cerpennya kang... salam kunbal user mwb kang
BalasHapusAndai saja waktu itu 'Aku' lebih peka dan segera menjemputnya, mungkin saat ini 'Aku' tidak mendapat makian di hadapan banyak orang. Hahahhaaaa
HapusTerima kasih atas kunjungannya, mas. Hejehe