Gundah
"Yeee,... Ayah sudah pulang,.." seru istriku dengan gembira sambil menggendong si kecil yang baru saja bangun dari tidurnya. Tidak ada sesuatu 'pun yang terlihat mencurigakan dari tingkah laku istriku. Wajahnya ceria dan ekspresinya sangat alami, sama sekali tidak terlihat ada yang disembunyikan. Dia beraktivitas dan menghadapiku seperti biasanya, dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Setiap kali pulang kerja, aku selalu disambut hangat oleh istri dan anakku. Kebiasaan seperti ini menjadi momen berharga yang selalu ku nantikan setiap harinya. Kami berbicara tentang berbagai hal, mulai dari tanya jawab seputar kegiatan anak hingga perkembangan pekerjaan masing-masing. Hal ini membuat hubungan kami tetap terjalin erat dan harmonis.
Begitu pula saat aku berangkat kerja, istriku selalu menyempatkan diri menyalamiku ketika aku berpamitan. Aku melihat caranya mengekspresikan rasa sayang dan dukungan padaku sangat tulus. Dia selalu mengingatkan aku untuk berhati-hati di jalan dan memberikan semangat agar aku bisa menjalani hari-hari dengan penuh optimisme.
Momen-momen itu adalah cerita kehidupan yang sungguh berharga. Kami memahami betapa pentingnya menjaga komunikasi yang baik dalam keluarga. Melalui interaksi semacam itu, kami saling memberi dukungan, kasih sayang, dan motivasi. Ini membantu kami untuk tetap solid dan siap menghadapi berbagai tantangan serta rintangan yang ada dalam kehidupan ini.
Sungguh bersyukur aku mendapatkan pendamping hidup sepertinya. Karena aku menyadari bahwa tidak semua keluarga bisa menikmati hubungan yang hangat dan harmonis seperti ini. Banyak faktor yang mempengaruhi dinamika sebuah keluarga, mulai dari latar belakang budaya, karakteristik pribadi, hingga permasalahan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk saling menghargai dan mengapresiasi perbedaan, serta terus mempererat hubungan agar keluarga tetap menjadi tempat yang paling nyaman dan aman bagi setiap anggotanya.
Namun hatiku merasa gundah. Beberapa hari yang lalu, aku menerima pesan singkat yang membuatku penasaran. Pesan tersebut membuatku bertanya-tanya, "Jadi, siapa sebenarnya pengirim pesan singkat itu?" Aku mencoba menganalisis dan menemukan sumber pesan tersebut, mengingat isi pesannya cukup mencurigakan.
Kelihatannya, pesan singkat itu tidak berasal dari istriku. "Kalau istriku, jelas bukan," pikirku, karena pesan ini terasa sangat asing dan tidak sesuai dengan cara komunikasi kami sehari-hari. Oleh karena itu, aku mulai mencari tahu siapa sebenarnya orang yang mengirim pesan tersebut kepada diriku.
Untuk mengetahui identitas pengirim pesan, aku mencoba menghubungi beberapa teman dan kerabat yang mungkin terkait dengan pesan tersebut. Namun, hasilnya nihil. Kemudian, aku berpikir untuk menulusuri riwayat percakapan dan mengidentifikasi pola komunikasi yang mungkin dimiliki oleh pengirim pesan ini. Namun, hal ini juga tidak membawa aku ke jawaban yang pasti.
Aku kemudian mencoba melihat pesan tersebut dari sudut pandang lain. Barangkali, pesan tersebut merupakan bagian dari promosi atau penipuan yang marak terjadi sekarang ini. Namun, setelah menelaah pesan tersebut, masih belum jelas apakah pesan itu benar-benar berasal dari sumber yang tidak bertanggung jawab atau dari orang yang ada maksud lain di baliknya.
Sudah berselang beberapa hari, misteri pengirim pesan singkat tersebut masih belum terpecahkan hingga saat ini. Namun, langkah-langkah yang telah aku lakukan untuk mencoba mengidentifikasi sumber pesan tersebut semakin membuatku yakin bahwa itu adalah Gea. "Lalu, untuk apa dia berkirim pesan singkat kepadaku seperti itu?" Pikirku, "bukankah dia sudah tahu jika aku sudah memiliki istri dan anak?"
Di tengah-tengah perasaan gundah menghampiri hati, tiba-tiba aku terpikir untuk menghubungi pengirim pesan misterius yang kuterima beberapa waktu lalu. Pesan itu berasal dari nomor yang tak kukenal, dan begitu menggugah rasa penasaran. Namun sebelum aku memutuskan untuk menghubungi nomor pengirim pesan tersebut, ada rasa kekhawatiran di benakku. Keputusan ini sungguh sulit untuk diambil dan membuatku merasa ragu.
Di satu sisi, ada rasa ingin tahu yang begitu kuat mengenai siapa sebenarnya pengirim pesan tersebut. Apakah benar pesan itu berasal dari Gea, seseorang yang pernah menjadi bagian hidupku? Hubungan kami yang kini telah terputus memiliki jejak kenangan tersendiri yang tak bisa begitu saja terlupakan meskipun aku sudah berusaha untuk melupakannya.
Namun di sisi lain, adanya kehidupan saat ini yang sudah begitu harmonis bersama keluarga. Jadi, siapa pun yang mengirim pesan tersebut, apakah benar Gea atau bukan, kebahagiaan serta kedamaian keluarga menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan untuk menghubungi si pengirim pesan itu. Salah satu rasa takut yang menghantuiku adalah jika aku menghubungi pengirim pesan tersebut berakhir dengan kembalinya hubungan bersama Gea, apakah itu baik bagi keluarga yang selama ini sudah ada?
Dalam situasi yang dilematis ini, aku harus menimbang baik-baik alasan dan konsekuensi yang mungkin akan timbul dari tindakan menghubungi pengirim pesan misterius tersebut. Selanjutnya, ada baiknya untuk mengevaluasi diri sendiri dan melakukan introspeksi sebelum membuat keputusan yang mempengaruhi konteks sosial dan emosional kedua pihak. Memandang masalah ini dari sudut pandang historis, mungkin akan membantu agar keputusan yang hendak kuambil tidak hanya didasarkan pada perasaan sesaat semata, melainkan juga mempertimbangkan dampak yang lebih luas bagi semua yang terlibat.
Sudah beberapa hari aku menyimpan perasaan gundah di dalam hati ini. Namun aku tidak sanggup membuka mulut untuk bercerita kepada istriku jika aku telah mendapatkan pesan misterius yang sepertinya sangat peduli terhadap diriku.
Biarlah aku simpan sendiri perasaan ini, dan aku juga harus berusaha untuk tetap menjaga kehidupan rumah tanggaku, agar istriku tidak terlalu mencurigai keanehan yang sedang kukendalikan.
Pikiran tentang siapa sebenarnya ini terus menggelayuti 'ku tiap malam, dan aku merasakan beban yang semakin besar dalam menentukan langkah apa yang harus aku ambil. Akankah aku mengungkapkan perasaan gundah ini kepada istriku, meminta dukungan dan pertimbangan darinya? Ataukah aku menyimpannya untuk diri sendiri, menemukan cara untuk mengatasi situasi ini tanpa mengganggu kehidupan pernikahan kami yang tentram? Satu hal yang pasti, aku harus menentukan langkah dan keputusan yang terbaik untuk kebahagiaan keluargaku dan diri sendiri.
####
SAMPAI BERTEMU KEMBALI DI CERITA SELANJUTNYA
Baca selengkapnya di
Bab 1 - Bab 2 - Bab 3 - Bab 4 - Bab 5 - Bab 6 - Bab 7 - Bab 8 - Bab 9 - Bab 10
Ada pepatah tapi aku lupa pepatahnya apa, "jangan tertipu air yg tenang mungkin" wkwk
BalasHapusMaksudnya bisa jadi pelakunya adalah Mirna istrinya si Aku sendiri buat ngetes suaminya agar terpancing bertanya: "ini Gea bukan?" Wkwk
'Air beriak tanda tak dalam' mungkin pepatahnya. Wkwkwkwwk
HapusKalau benar pelakunya si Mirna sendiri, kenapa yang disalahkan Jesica? 😂😂😂
Hehe bukan, ya pokonya itu sesuatu yg terlihat tenang itu biasanya mengecoh.
HapusHaha lari ke Mirna & Jesica, berarti memang si Gea ya pelakunya..
Oh, itu air tenang menghanyutkan, kang, kalau ndak salah. Hahaha
HapusMasih menjadi misteri siapa pelakunya. Wkwkwkwk
Ya udh kita tunggu aja kelanjutannya kang, si Aku juga bikin penasaran nih, apakah tipe setia atau tidak? wkwk
HapusKalau Mas Herman penulisnya hampir dipastikan si Aku bakal setia, haha
Kalau mas Agus dan Kang Satria tipe aji mumpung, klo ada yg menguntungkan ambil wkwk
Saya sendiri juga belum tahu, kang, apakah si 'Aku' ini tipe orang setia atau orang yg aji mumpung. Soalnya sifat manusia bisa berubah-ubah. Haha
HapusJangan2 itu pesan dari mantan kali ya, yg blm bisa move on....hehe :D
BalasHapusBisa jadi. Tapi juga ndak tahu juga sih, bisa jadi juga istrinya si 'Aku' yg sengaja melakukan itu. Wkwkwkwk
HapusSi aku ternyata banyak juga mantannya ya, ada Gea, Lia, Nadia, dan juga Satria eh 🤣
BalasHapusBelum tentu Gea juga sih yang kirim pesan, siapa tahu Jaey, yang mau kasih tahu habis menang lotre 31 triliun dan mau traktir.😁
Kalau Satria mah mantan group band, mas. 😂😂😂
HapusBisa juga yg berkirim pesan itu si Agus. Dia kan suka gitu. Ngerjain orang, kirim paketan tanpa nama pengirim, dan yang dikirim gelas bekas minuman ringan. 😂😂😂😂